Sabtu, 27 Maret 2010

Gurindam

Gurindam merupakan puisi lama yang berasal dari tamil ( India ). Gurindam masuk ke Indonesia kira-kira 100 Masehi.

Contoh :
kurang pikir kurang siasat.
Tentu dirimu kelak tersesat.


Gurindam mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

a. Terdiri dari 2 baris
baris ke-1 berupa sebab.
Baris ke-2 berupa akibat

b. Bersajak aa

c. Seluruhnya berisi tentang nasehat

d. Setiap lirik terdiri atas 8-11 suku kata.



Gurindam yang sangat terkenal yaitu gurindam dua belas. Gurindam ini diciptakan oleh Raja Ali Haji. Dinamakan gurindam duabelas karena gurindam tersebut terdiri dari 12 pasal.

Berikut ini saya tuliskan satu bait dari tiap pasal dari gurindam duabelas.

Pasal 1.

Barang siapa mengenal Allah
Suruh dan tegaknya tiada ia menyelah


pasal 2.

Barang siapa meninggalkan sembahyang
Seperti rumah tiada bertiang


pasal 3.

Apabila perut terlalu penuh
Keluarlah fiil yang tiada senonoh


pasal 4.

Pekerjaan marah jangan dibela
Nanti hilang akal di kepala


pasal 5.

Jika hendak mengenal orang yang berakal
Di dalam dunia mengabil bekal


pasal 6.

Cahaya olehmu akan sahabat
Yang boleh dijadikan obat


pasal 7.

Apabila anak tiada dilatih
Jika besar bapaknya letih


pasal 8.

Kepada dirinya ia aniaya
Orang itu juga engkau percaya


pasal 9.

Jika orang muda kuat berguru
Dengan syaitbn jadi berseteru


pasal 10.

Dengan bapa jangan durhaka
Supaya Allah tidak murka


pasal 11.

Hendaklah memegang amanat
Buatlah segala khianat


pasal 12.

Ingatkan dirinya mati
Itulah asal berbuat bakti




Ada lagi jenis gurindam
yang lain, antara lain :

a. Gurindam berangkai, yaitu gurindam yang kata pertama pada baris pertama tiap gurindam sama.
Contoh :

kalau pandai peliharakan lidah
pastilah terbebas dari petaka

kalau pandai peliharakan bibir
pasti orang takkan mencibir



b. Gurindam berkait, yaitu gurindam yang bait pertamanya mempunyai hubungan dengan bait berikutnya.
Contoh :

a. Kalau peka akan dosa
membawa sesak ke nikmat jiwa

b. Tiada guna kutub dan cela
karena manusia sama bernoda.

Jumat, 26 Maret 2010

Penarikan kesimpulan

Ada dua cara penarikan kesimpulan dalam bahasa Indonesia.

1. Penalaran Deduksi yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduksi dibagi menjadi 2 yaitu :

A. Silogisme, adalah penarikan kesimpulan yang menggunakan 3 pernyataan yaitu permis umum (pu), permis khusus (pk), dan kesimpulan (k).
Contoh :

(pu) : Semua pengendara sepeda motor harus menggunakan helm.

(pk) : Andi adalah seorang pengendara sepeda motor.

(k) : Jadi, Andi harus menggunakan helm.


B. Entimen (E), yaitu penarikan kesimpulan yang lebih singkat.
Contoh :

(E) : Dini adalah seorang dokter, karena itu ia harus bebas narkoba.

(pu) : Semua dokter harus bebas narkoba.

(pk) : Dini adalah seorang dokter.

(k) : Jadi, Dini harus bebas narkoba.



2. Penalaran Induksi, yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan khusus, kemudian ditarik kesimpulan bersifat umum. Penalaran induksi dibagi 3 yaitu :

A. Generalisasi, yaitu cara menarik kesimpulan yang dilakukan melalui berbagai pernyataan yang mempunyai ciri-ciri, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :

permis 1 : Jika kekeringan, bunga mawar akan mati.

Permis 2 : Jika kekeringan, bunga anggrek akan mati.

Permis 3 : Jika kekeringan, bunga melati akan mati.

Kesimpulannya adalah " Jadi, setiap bunga apabila kekeringan akan mati. "


B. Analogi, yaitu cara menarik kesimpulan terhadap dua pernyataan yang dianggap bersifat sama.
Contoh :

Bayu adalah seorang lulusan SMAN 1 Gunung Megang dapat diterima di Universitas Indonesia. Oleh karena itu, Rian yang juga lulusan dari SMAN 1 Gunung Megang, pasti dapat diterima di Universitas Indonesia.


C. Sebab akibat (kausalitas), yaitu cara menarik kesimpulan dengan hubungan sebab akibat.
Contoh :

Jika main hujan- hujanan, maka akan sakit kepala.