Jumat, 26 Maret 2010

Penarikan kesimpulan

Ada dua cara penarikan kesimpulan dalam bahasa Indonesia.

1. Penalaran Deduksi yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan yang bersifat umum kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat khusus. Penalaran deduksi dibagi menjadi 2 yaitu :

A. Silogisme, adalah penarikan kesimpulan yang menggunakan 3 pernyataan yaitu permis umum (pu), permis khusus (pk), dan kesimpulan (k).
Contoh :

(pu) : Semua pengendara sepeda motor harus menggunakan helm.

(pk) : Andi adalah seorang pengendara sepeda motor.

(k) : Jadi, Andi harus menggunakan helm.


B. Entimen (E), yaitu penarikan kesimpulan yang lebih singkat.
Contoh :

(E) : Dini adalah seorang dokter, karena itu ia harus bebas narkoba.

(pu) : Semua dokter harus bebas narkoba.

(pk) : Dini adalah seorang dokter.

(k) : Jadi, Dini harus bebas narkoba.



2. Penalaran Induksi, yaitu penarikan kesimpulan yang dilakukan terhadap pernyataan khusus, kemudian ditarik kesimpulan bersifat umum. Penalaran induksi dibagi 3 yaitu :

A. Generalisasi, yaitu cara menarik kesimpulan yang dilakukan melalui berbagai pernyataan yang mempunyai ciri-ciri, kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum.
Contoh :

permis 1 : Jika kekeringan, bunga mawar akan mati.

Permis 2 : Jika kekeringan, bunga anggrek akan mati.

Permis 3 : Jika kekeringan, bunga melati akan mati.

Kesimpulannya adalah " Jadi, setiap bunga apabila kekeringan akan mati. "


B. Analogi, yaitu cara menarik kesimpulan terhadap dua pernyataan yang dianggap bersifat sama.
Contoh :

Bayu adalah seorang lulusan SMAN 1 Gunung Megang dapat diterima di Universitas Indonesia. Oleh karena itu, Rian yang juga lulusan dari SMAN 1 Gunung Megang, pasti dapat diterima di Universitas Indonesia.


C. Sebab akibat (kausalitas), yaitu cara menarik kesimpulan dengan hubungan sebab akibat.
Contoh :

Jika main hujan- hujanan, maka akan sakit kepala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar